Pada pelaksanaannya membuat struktur kolom beton gedung bertingkat itu lebih rumit dan memerlukan ketelitian tinggi dibandingkan dengan membuat struktur beton rumah biasa. Karena dari fungsinya sendiri, kolom pada gedung bertingkat akan menampung beban yang lebih besar baik itu beban vertikal, horizontal dan momen apa saja yang di pikulnya. Selain itu juga, mereka para ahli teknik sipil berusaha agar biaya yang dikeluarkan bisa seefisien mungkin tanpa mengurangi faktor keamanan. Untuk membangun rumah biasa, rata – rata tukang sudah mengerti dan hafal mengenai ukuran dan dimensinya. Hal ini menjadi pembeda di saat berhadapan dengan pembuatan kolom struktur gedung bertingkat, apalagi dihadapkan pada bangunan yang tidak simetris akibat hasil design sang arsitektur dan pemilik proyek.
Dalam proses pembuatan kolom gedung pencakar langit, terlebih dahulu dilakukan perencanaan yakni dimulai dengan perhitungan analisis beban yang bekerja pada kolom, kemudian memperhitungkan efisiensi biaya yang akan dikeluarkan, dan selanjutnya merekayasa dimensi dari kolom yang akan di terapkan. Setelah selesai, semua perencanaan tadi dituangkan kedalam gambar kerja, dari sinilah ahli teknik sipil bekerja extra hati – hati agar segala sesuatu sesuai dengan perhitungan yang telah direncanakan. Secara umum urutannya adalah sebagai berikut :
Mencari Dimensi Kolom Gedung Bertingkat.
Setelah semua data seperti seberapa besar beban yang akan dipikul dari data rencana seperti beban LL DL dan sebagainya dihitung, selanjutnya para analisis dari teknik sipil akan menghitung seberapa besar dimensi kolom yang akan dipakai. Di sinilah tugas seorang konsultan perencana bekerja extra, mereka yang akan menghitung beban apa saja yang bekerja pada kolom. Pekerjaan ini bukannya pekerjaan mudah pada zaman dahulu, karena para ahli struktur zaman dahulu menghitung secara manual. Berbeda dengan sekarang ini, ahli teknik sipil dimanjakan dengan keberadaan software penghitung otomatis. Dimana setelah selesai di scetch dan menginput semua data, maka hasil output pun keluar dengan sendirinya. Perlu digaris bawahi juga bahwa, biasanya para ahli struktur telah memahami teknik manual atau dasarnya terlebih dahulu. Setelah paham barulah mereka menggunakan aplikasi penghitung struktur otomatis seperti yang telah admin sebutkan diatas.
Gambar Struktur Kolom Gedung Bertingkat
Setelah semua data dihitung dan menghasilkan output yang didapat oleh perencana seperti diatas tadi, selanjutnya dibuatlah gambar kerja berupa Informasi dimensi kolom, dimensi tulangan dan jenis kuat tekan beton yang akan dipakai, serta tata letak kolom tersebut. Gambar kerja ini dikonsumsi oleh pelaksana atau tukang di lapangan. Sebelum itu, gambar kerja ini dibuat menjadi soft drawing oleh konsultan sehingga lebih mudah di konsumsi oleh pelaksana di lapangan.
Proses Menentukan As Pada Kolom
Pada masa pelaksanaan pemasangan kolom, tingkat akurasi diperlukan agar tidak keluar dari gambar rencana diatas. Seorang surveyor melakukan pengukuran agar semua detail dapat tepat pada posisinya. Artinya kolom dipasang harus sesuai dengan gambar yang telah dikeluarkan oleh konsultan perencana. Pihak pengawas akan terus mengawasi selama proses pengerjaan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik dan tepat sesuai dengan gambar rencana.
Proses Pemasangan Pembesian Kolom
Di lain pihak, pekerja membuat rangkaian pembesian yang terdiri dari tulangan utama dan beugel diikat secara kokoh, baik itu ditempat atau pun diluar posisi kolom, artinya terkadang rangkaian besi dibuat langsung di lokasi kolom yang telah ditetapkan atau dirangkai terlebih dahulu diluar lokasi pemasangan. Semua pekerjaan ini juga harus mengikuti detail yang telah disediakan pada gambar kerja seperti yang telah dijelaskan diatas tadi. Selanjutnya setelah pembesian berada pada lokasi yang telah ditentukan, maka dilakukan pemasangan bekisting.
Jenis bekisting yang digunakan pada gedung bertingkat biasanya berupa bekisting bongkar pasang dan bisa di setel sesuai dimensi kolom, artinya selain dimensi bisa diatur, kelebihan lainnya adalah bila pekerjaan pemasangan beton pertama telah selesai, maka bekisting yang sama bisa digunakan lagi pada pekerjaan kolom selanjutnya atau pada lantai di atasnya.
Setelah proses pemasangan bekisting diatas selesai dan sesuai dengan posisinya, selanjutnya proses pengecoran dilakukan baik itu dengan cara concrete pump atau diangkat dengan bucket tower. Concret pump biasanya bisa digunakan pada saat kondisi bangunan masih rendah sehingga concrete pump masih mampu menjangkaunya. Berbeda jika memang tersedia concrete pump yang mampu menjangkau hingga ketinggian bangunan yang ada. Tetapi biasanya metode yang sering digunakan di Indonesia adalah dengan menggunakan tower crane. Selama proses penuangan, adukan beton yang masuk kedalam bekisting dipadatkan dengan cara di pukul atau digetarkan dengan alat.
Proses membuka Bekisting
Pekerjaan membongkar bekisting dilakukan setelah memenuhi persyaratan yang ada, seperti sumur beton telah tercapai atau kekuatan beton telah terpenuhi. Untuk mencapai kekuatan beton yang disarankan biasanya dilakukan pencampuran bahan khusus agar proses pencapaian kekuatan dapat terpenuhi dalam waktu singkat. Sehingga proses pekerjaan membuka bekisting dapat dilakukan dalam rentang waktu lebih cepat tanpa mengurangi kekuatan kolom itu sendiri. Dengan demikian efisiensi waktu pelaksanaan dapat dicapai dan pekerjaan bisa diselesaikan tepat waktu, hal ini dapat menghemat biaya proyek secara signifikan. Semua pekerjaan diatas harus dilakukan dengan tepat dan benar agar menghasilkan sebuah struktur yang kokoh.